Rabu, 13 Februari 2013

Hidroponik, Atasi Keterbatasan Air dan Tenaga

Hidroponik bukanlah hal baru dalam pertanian. Teknik ini dilirik oleh BPTP Jatim menjadi pilihan mengatasi keterbatasan air dan tenaga dalam pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL).

Betapa tidak, program yang diawali pada musim hujan tahun lalu itu, direspons sangat baik oleh rumah tangga kawasan. Tetapi di banyak lokasi, dihadang oleh sulitnya memperoleh air di musim kemarau.

Secara kasat mata, khususnya untuk usaha tanaman dalam pot, memang boros air dan perlu tenaga/waktu, apalagi jika tanamannya cukup banyak. Itulah sebabnya, hidroponik menjadi pilihan. Dengan hidroponik, air yang dibutuhkan lebih sedikit karena efisien dan pengairannya cukup dengan mengisi satu bak penampung. Untuk tanaman sayur sebanyak 156 pohon hanya memerlukan air sekitar 15 liter.

“Saat ini BPTP Jatim sedang menguji efektivitas beberapa alat dan bahan yang diperlukan hidroponik”, ujar Saiful Hosni, SP., Kasi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian BPTP Jatim. “Boleh jadi”, lanjutnya, “Ketika akan dikenalkan ke kawasan yang notabene di perdesaan, teman-teman kordinator wilayah harus melakukan modifikasi untuk menyesuaikan dengan kondisi wilayah. Hal itu terutama terkait dengan ketersediaan bahannya. Sejauh ini, sistem yang paling baik adalah .Teknik ini sangat cocok untuk M-KRPL di perkotaan”, imbuhnya.

M-KRPL adalah model intensifikasi pekarangan dengan berbagai usaha produktif di bidang pertanian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Sejak dikembangkan tahun lalu, beberapa lokasi menunjukkan hasil yang baik, bahkan produk  mampu menembus pasar swalayan. (SH).

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More