Kamis, 14 Februari 2013

TIGA VARIETAS UNGGUL BAWANG MERAH HASIL KAJIAN BPTP JAWA TIMUR

 
Baswarsiati- BPTP Jawa Timur

Bawang merah termasuk sayuran unggulan nasional yang belum banyak keragaman varietasnya , baik varietas lokal maupun varietas unggul nasional .  Hal ini disebabkan perbanyakan bawang merah dengan menggunakan umbi sehingga tidak terjadi segregasi maupun keragaman dalam varietasnya.  Bawang merah  dikenal sebagai sayuran yang sangat fluktuatif  harga maupun produksinya.  Hal ini terjadi karena pasokan produksi yang tidak seimbang antara panenan pada musimnya serta panenan di luar musim (Koster,1990; Baswarsiati et al, 1996). Salah satu diantaranya disebabkan tingginya intensitas serangan hama dan penyakit terutama bila penanaman dilakukan di luar musim (Duriat et al, 1994; Hadisoeganda et al, 1995; Suhardi et al, 1994).  Selain itu bawang merah merupakan komoditas yang tidak dapat disimpan lama, hanya bertahan 3-4 bulan padahal konsumen membutuhkannya setiap saat (Rosmahani et al, 1998;)
            Masalah utama usahatani bawang merah adalah tingginya resiko kegagalan panen terutama bila penanaman dilakukan di luar musim (Baswarsiati et al, 1997). Tingginya resiko kegagalan panen disebabkan karena adanya faktor pembatas dalam budidaya bawang merah yaitu beratnya serangan hama dan penyakit yaitu hama Spodoptera exigua, penyakit Alternaria, Fusarium, Antraknose (Duriat et al, 1994).  Salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini adalah menggunakan varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama–penyakit dan mampu berproduksi tinggi serta varietas tersebut disukai oleh konsumen (Permadi, 1995).
            Banyak varietas bawang merah yang dibudidayakan di Indonesia.  Sampai saat ini perbanyakan dari varietas-varietas tersebut dilakukan secara vegetatif dengan umbi, padahal varietas tersebut mampu berbunga dan berbiji secara alami kecuali varietas Sumenep.  Karena selalu dibiak secara vegetatif maka praktis tidak ada perubahan susunan genetiknya dan karena itu sampai sekarang tidak didapatkan varietas yang tahan terhadap penyakit daun yang sering menggagalkan pertanaman bawang merah. Dari 141 varietas bawang merah yang ada termasuk varietas introduksi belum didapatkan varietas yang tahan terhadap penyakit di atas kecuali varietas Sumenep yang relatif tahan terhadap penyakit “Otomatis” tetapi tidak tahan terhadap penyakit “Alternaria”.  Sayangnya varietas ini tidak mampu berbunga  dan belum diketahui cara merangsang bunganya, serta berumur panjang walaupun mempunyai kualitas terbaik untuk bawang  goreng (Permadi, 1992). 
            Untuk mengantisipasi masalah di atas salah satu usaha yaitu mencari dan menggali varietas-varietas bawang merah yang mempunyai sifat-sifat unggul terutama dalam hal produksi serta ketahanan terhadap hama dan penyakit utama sehingga varietas bawang merah tersebut mampu berproduksi walaupun serangan hama dan penyakit cukup berat.  Bilamana varietas unggul yang tahan terhadap hama dan penyakit diperoleh maka varietas tersebut dapat ditanam pada luar musim sehingga kesinambungan produksi bawang merah dapat terjamin.
     Untuk merakit varietas unggul baru maka perlu dilaksanakan uji adaptasi di beberapa lokasi dengan beberapa kali musim tanam.  Uji adaptasi merupakan salah satu persyaratan yang harus dilakukan sebelum pelepasan suatu varietas.  Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No 902/kpts/TP.240/12/96 tanggal 2 Desember 1996 tentang pengujian, penilaian dan pelepasan varietas (Manwan, 1997). Pelaksanaan uji adaptasi akan sangat menunjang dalam menghasilkan calon varietas unggul spesifik lokasi berdasarkan nilai rata-rata dan stabilitas hasilnya, serta ikut mendukung pelepasan varietas unggul daerah. Pada saat ini pelepasan varietas unggul masih bersifat nasional dan belum mempertimbangkan kesesuaian lingkungan dan agroekologi spesifik.  Varietas unggul yang dilepas saat ini baru sekitar 10 persen dari kebutuhan nasional dan sifatnya masih nasional (Baihaki, 1996). Menurut Parlevleit (l979) dengan diperolehnya beberapa varietas unggul baru regional akan menambah kapasitas penyanggaan  (buffering capacity) terhadap berbagai cekaman biotik dan abiotik
Varietas bawangmerah yang telah dilepas oleh pemerintah  antara lain Bima Brebes, Medan, Keling, Maja Cipanas, Super Philip, Bauji, Kramat 1, Kramat 2, Batu Ijo, Tiro, Tuk-tuk, Katumi.   Konsumen bawangmerah pada umumnya lebih menyukai bawangmerah dengan ukuran umbi besar (8-10 g/umbi), warna kulit merah mengkilat dan berumur genjah. Varietas unggul yang telah dilepas , hasil kajian dari peneliti dan pemulia bawang merah BPTP Jawa Timur masing-masing mempunyai ciri yang berbeda seperti halnya varietas Super Philip sesuai untuk musim kemarau dengan penampilan umbi sangat disukai konsumen sedangkan varietas Bauji sesuai untuk musim.  Demikian juga dengan varietas Batu Ijo mempunyai keunggulan dalam hal ukuran umbi  besar dan sesuai ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi  walaupun saat ini masih berkembang di wilayah dataran tinggi Batu.  Tiga varietas bawang merah yang disebutkan terakhir tersebut merupakan varietas unggul yang berkembang di Jawa Timur.

 DISKRIPSI VARIETAS UNGGUL BAWANG MERAH VARIETAS BAUJI

Asal
Nama asli
Nama setelah  dilepas
SK Mentan
;
;
;

Lokal Nganjuk

Bauji
Bauji
No 65/Kpts/TP.240/2/2000, tgl 25-2-2000
Umur
;
Mulai berbunga (45 hari)


Panen (60% batang melemas) 60 hari
Tinggi tanaman
;
35-43 cm
Kemampuan berbunga
;
Mudah berbunga
Banyaknya anakan
;
9-16 umbi/rumpun
Bentuk daun
;
Silindris, berlubang
Banyak daun
;
40-45 helai/rumpun
Warna daun
;
Hijau
Bentuk bunga
:
Seperti payung
Warna bunga
:
Putih
Banyak buah/tangkai
;
75-100
Banyak bunga/tangkai
;
115-150
Banyak tangkai bunga/rumpun
;
2-5
Bentuk biji
;
Bulat, gepeng, berkeriput
Warna biji
;
Hitam
Bentuk umbi
;
Bulat lonjong
Ukuran umbi
;
Sedang (6-10 g)
Warna umbi
;
Merah keunguan
Produksi umbi
;
14 t/ha umbi kering
Susut bobot umbi
;
25% (basah-kering)
Aroma
;
Sedang
Kesukaan/cita rasa
;
Cukup digemari
Kerenyahan utk. Bawang goreng
;
Sedang
Ketahanan terhadap penyakit
;
Agak tahan terhadap Fusarium
Ketahanan terhadap hama
;
Agak tahan terhadap ulat grayak (Spodoptera exigua)
Keterangan
;
Baik untuk dataran rendah, sesuai untuk musim hujan
Pengusul
;
Baswarsiati, Luki Rosmahani, Eli Korlina,
F. Kasijadi, Anggoro Hadi Permadi

3 komentar:

saya mahasiswa agronomi dan hortikultura IPB, saya membutuhkan beberapa varietas bawang merah untuk dilakukan penelitian pasca panen. bisakah kami mendapatkan sample beberapa varietas? terimakasih

saya mahasiswa agribisnis undana, saya ingin mengetahui program ata kegiatan yang ada di BPTP tahun 2016. terimakasih

JUAL SAYUR DAN BIBIT BAWANG MERAH
3 DESEMBER 2015 / ANTOK.SP / SUNTING
KAMI PEDAGANG BAWANG MERAH NGANJUK MELAYANI PENJUALAN SAYUR BIBIT BAWANG MERAH KUALITAS UNGGUL DENGAN HARGA BERSABAT
KAMI MELAYANI PENGIRIMAN SELURUH INDONESIA.

BIBIT BAWANG MERAH YANG KAMI JUAL MASIH MURNI DARI HASIL PANEN PETANI ASLI NGANJUK DAN MAMPU HIDUP SUBUR DI SEMUA DAERAH DI SELURUH INDONESIA.

HARGA BIBIT BAWANG MERAH FLUKTUATIF ATAU TIDAK TETAP, BISA NAIK BISA TURUN SESUAI KONDISI PASAR SAAT INI.

JIKA INGIN BEKERJA SAMA ATAU SHARING TEHNIK BUDIDAYA BAWANG MERAH HUBUNGI
NO 085 334 228 333 PAK ANTOK.SP

TERIMA KASIH.

MOTTO : MARI KITA JAGA KEPERCAYAAN UNTUK KERJA JANGKA PANJANG.

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More