Baswarsiati- BPTP Jawa Timur
Bawang
merah termasuk sayuran unggulan nasional yang belum banyak keragaman
varietasnya , baik varietas lokal maupun varietas unggul nasional . Hal
ini disebabkan perbanyakan bawang merah dengan menggunakan umbi
sehingga tidak terjadi segregasi maupun keragaman dalam varietasnya. Bawang merah dikenal sebagai sayuran yang sangat fluktuatif harga maupun produksinya. Hal
ini terjadi karena pasokan produksi yang tidak seimbang antara panenan
pada musimnya serta panenan di luar musim (Koster,1990; Baswarsiati et al,
1996). Salah satu diantaranya disebabkan tingginya intensitas serangan
hama dan penyakit terutama bila penanaman dilakukan di luar musim
(Duriat et al, 1994; Hadisoeganda et al, 1995; Suhardi et al, 1994). Selain
itu bawang merah merupakan komoditas yang tidak dapat disimpan lama,
hanya bertahan 3-4 bulan padahal konsumen membutuhkannya setiap saat
(Rosmahani et al, 1998;)
Masalah
utama usahatani bawang merah adalah tingginya resiko kegagalan panen
terutama bila penanaman dilakukan di luar musim (Baswarsiati et al,
1997). Tingginya resiko kegagalan panen disebabkan karena adanya faktor
pembatas dalam budidaya bawang merah yaitu beratnya serangan hama dan
penyakit yaitu hama Spodoptera exigua, penyakit Alternaria, Fusarium, Antraknose (Duriat et al, 1994). Salah
satu upaya untuk mengatasi masalah ini adalah menggunakan varietas
unggul yang tahan terhadap serangan hama–penyakit dan mampu berproduksi
tinggi serta varietas tersebut disukai oleh konsumen (Permadi, 1995).
Banyak varietas bawang merah yang dibudidayakan di Indonesia. Sampai
saat ini perbanyakan dari varietas-varietas tersebut dilakukan secara
vegetatif dengan umbi, padahal varietas tersebut mampu berbunga dan
berbiji secara alami kecuali varietas Sumenep. Karena
selalu dibiak secara vegetatif maka praktis tidak ada perubahan susunan
genetiknya dan karena itu sampai sekarang tidak didapatkan varietas yang
tahan terhadap penyakit daun yang sering menggagalkan pertanaman bawang
merah. Dari 141 varietas bawang merah yang ada termasuk varietas
introduksi belum didapatkan varietas yang tahan terhadap penyakit di
atas kecuali varietas Sumenep yang relatif tahan terhadap penyakit
“Otomatis” tetapi tidak tahan terhadap penyakit “Alternaria”. Sayangnya varietas ini tidak mampu berbunga dan belum diketahui cara merangsang bunganya, serta berumur panjang walaupun mempunyai kualitas terbaik untuk bawang goreng (Permadi, 1992).
Untuk
mengantisipasi masalah di atas salah satu usaha yaitu mencari dan
menggali varietas-varietas bawang merah yang mempunyai sifat-sifat
unggul terutama dalam hal produksi serta ketahanan terhadap hama dan
penyakit utama sehingga varietas bawang merah tersebut mampu berproduksi
walaupun serangan hama dan penyakit cukup berat. Bilamana
varietas unggul yang tahan terhadap hama dan penyakit diperoleh maka
varietas tersebut dapat ditanam pada luar musim sehingga kesinambungan
produksi bawang merah dapat terjamin.
Untuk merakit varietas unggul baru maka perlu dilaksanakan uji adaptasi di beberapa lokasi dengan beberapa kali musim tanam. Uji adaptasi merupakan salah satu persyaratan yang harus dilakukan sebelum pelepasan suatu varietas. Hal
ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No
902/kpts/TP.240/12/96 tanggal 2 Desember 1996 tentang pengujian,
penilaian dan pelepasan varietas (Manwan, 1997). Pelaksanaan uji
adaptasi akan sangat menunjang dalam menghasilkan calon varietas unggul
spesifik lokasi berdasarkan nilai rata-rata dan stabilitas hasilnya,
serta ikut mendukung pelepasan varietas unggul daerah. Pada saat ini
pelepasan varietas unggul masih bersifat nasional dan belum
mempertimbangkan kesesuaian lingkungan dan agroekologi spesifik. Varietas
unggul yang dilepas saat ini baru sekitar 10 persen dari kebutuhan
nasional dan sifatnya masih nasional (Baihaki, 1996). Menurut Parlevleit
(l979) dengan diperolehnya beberapa varietas unggul baru regional akan
menambah kapasitas penyanggaan (buffering capacity) terhadap berbagai cekaman biotik dan abiotik
Varietas bawangmerah yang telah dilepas oleh pemerintah antara lain Bima Brebes, Medan, Keling, Maja Cipanas, Super Philip, Bauji, Kramat 1, Kramat 2, Batu Ijo, Tiro, Tuk-tuk, Katumi. Konsumen
bawangmerah pada umumnya lebih menyukai bawangmerah dengan ukuran umbi
besar (8-10 g/umbi), warna kulit merah mengkilat dan berumur genjah.
Varietas unggul yang telah dilepas , hasil kajian dari peneliti dan
pemulia bawang merah BPTP Jawa Timur masing-masing mempunyai ciri yang
berbeda seperti halnya varietas Super Philip sesuai untuk musim kemarau
dengan penampilan umbi sangat disukai konsumen sedangkan varietas Bauji
sesuai untuk musim. Demikian juga dengan varietas Batu Ijo mempunyai keunggulan dalam hal ukuran umbi besar dan sesuai ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi walaupun saat ini masih berkembang di wilayah dataran tinggi Batu. Tiga varietas bawang merah yang disebutkan terakhir tersebut merupakan varietas unggul yang berkembang di Jawa Timur.
DISKRIPSI VARIETAS UNGGUL BAWANG MERAH VARIETAS BAUJI
Asal
Nama asli
Nama setelah dilepas
SK Mentan
|
;
;
;
|
Lokal Nganjuk
Bauji
Bauji
No 65/Kpts/TP.240/2/2000, tgl 25-2-2000
|
Umur
|
;
|
Mulai berbunga (45 hari)
|
Panen (60% batang melemas) 60 hari
|
||
Tinggi tanaman
|
;
|
35-43 cm
|
Kemampuan berbunga
|
;
|
Mudah berbunga
|
Banyaknya anakan
|
;
|
9-16 umbi/rumpun
|
Bentuk daun
|
;
|
Silindris, berlubang
|
Banyak daun
|
;
|
40-45 helai/rumpun
|
Warna daun
|
;
|
Hijau
|
Bentuk bunga
|
:
|
Seperti payung
|
Warna bunga
|
:
|
Putih
|
Banyak buah/tangkai
|
;
|
75-100
|
Banyak bunga/tangkai
|
;
|
115-150
|
Banyak tangkai bunga/rumpun
|
;
|
2-5
|
Bentuk biji
|
;
|
Bulat, gepeng, berkeriput
|
Warna biji
|
;
|
Hitam
|
Bentuk umbi
|
;
|
Bulat lonjong
|
Ukuran umbi
|
;
|
Sedang (6-10 g)
|
Warna umbi
|
;
|
Merah keunguan
|
Produksi umbi
|
;
|
14 t/ha umbi kering
|
Susut bobot umbi
|
;
|
25% (basah-kering)
|
Aroma
|
;
|
Sedang
|
Kesukaan/cita rasa
|
;
|
Cukup digemari
|
Kerenyahan utk. Bawang goreng
|
;
|
Sedang
|
Ketahanan terhadap penyakit
|
;
|
Agak tahan terhadap Fusarium
|
Ketahanan terhadap hama
|
;
|
Agak tahan terhadap ulat grayak (Spodoptera exigua)
|
Keterangan
|
;
|
Baik untuk dataran rendah, sesuai untuk musim hujan
|
Pengusul
|
;
|
Baswarsiati, Luki Rosmahani, Eli Korlina,
F. Kasijadi, Anggoro Hadi Permadi
|
3 komentar:
saya mahasiswa agronomi dan hortikultura IPB, saya membutuhkan beberapa varietas bawang merah untuk dilakukan penelitian pasca panen. bisakah kami mendapatkan sample beberapa varietas? terimakasih
saya mahasiswa agribisnis undana, saya ingin mengetahui program ata kegiatan yang ada di BPTP tahun 2016. terimakasih
JUAL SAYUR DAN BIBIT BAWANG MERAH
3 DESEMBER 2015 / ANTOK.SP / SUNTING
KAMI PEDAGANG BAWANG MERAH NGANJUK MELAYANI PENJUALAN SAYUR BIBIT BAWANG MERAH KUALITAS UNGGUL DENGAN HARGA BERSABAT
KAMI MELAYANI PENGIRIMAN SELURUH INDONESIA.
BIBIT BAWANG MERAH YANG KAMI JUAL MASIH MURNI DARI HASIL PANEN PETANI ASLI NGANJUK DAN MAMPU HIDUP SUBUR DI SEMUA DAERAH DI SELURUH INDONESIA.
HARGA BIBIT BAWANG MERAH FLUKTUATIF ATAU TIDAK TETAP, BISA NAIK BISA TURUN SESUAI KONDISI PASAR SAAT INI.
JIKA INGIN BEKERJA SAMA ATAU SHARING TEHNIK BUDIDAYA BAWANG MERAH HUBUNGI
NO 085 334 228 333 PAK ANTOK.SP
TERIMA KASIH.
MOTTO : MARI KITA JAGA KEPERCAYAAN UNTUK KERJA JANGKA PANJANG.
Posting Komentar